11 Gempa Dalam 2 Pekan. Ada Apa Dengan Indonesia?

Sejak awal tahun 2023 ini, bumi Indonesia berkali-kali digoyang gempa. Baik vulkanik maupun tektonik dengan besaran gempa bervariasi. Teranyar, BMKG merilis telah terjadi gempa dangkal pada kedalaman 17KM berkekuatan magnitudo 5,1 pada tanggal 17 Januari 2023 di wilayah 125 km BaratDaya KAB-MALANG-JATIM. Sehari sebelumnya bumi Aceh Nangroe di guncang gempa berkekuatan 6,2 pada kedalaman 23KM di 47 km Tenggara KAB-ACEHSINGKIL. Mengapa awal tahun ini banyak terjadi gempa?

Pakar kegempaan dari Universitas Gadjah Mada, Gayatri Indah Marliyani mengatakan "Secara umum gempa tersebut masih dalam kisaran frekuensi yang masih wajar-wajar saja. Apa yang sebenarnya "sering dirasakan gempa" merupakan dampak psikologis dari peristiwa Gempa Cianjur yang masih membekas di masyarakat. Ditambah lagi, informasi yang cepat setiap kali gempa terjadi, dan kemajuan teknologi yang mendeteksi pergerakan tanah. "Ya karena banyak gempa karena sensornya juga semakin baik di dalam mendeteksi, semakin baik dan semakin cepat. Jadi ada peningkatan semu. Dalam artian, itu karena kemampuan atau kapabilitas kita di dalam mendeteksi kejadian gempa meningkat," tambah Gayatri.

Seperti diketahui, hal yang menjadikan wilayah Indonesia rawan gempa karena dilalui jalur pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng tektonik adalah bagian paling atas bumi yang selalu bergerak, seperti lempengan es di danau. "Jadi sebenarnya kalau kita perhatikan di sepanjang zona subduksi (daerah pertemuan antarlempeng) itu kegempaan itu hampir setiap hari terjadi," tambah Gayatri.

Sejauh ini diketahui terdapat enam sesar aktif di Jawa Barat, yaitu sesar Cimandiri (100km membujur dari Teluk Pelabuhan Ratu - Padalarang), sesar Lembang (30km di utara Kota Bandung), dan sesar Baribis (100km dari Kab Purwakarta - perbukitan Baribis Kab Majalengka). Lalu, sesar Garsela alias Garut selatan (42km selatan Garut - Bandung), sesar Citarik dan sesar Cipamingkis. Aktivitas dari sesar-sesar di provinsi paling padat se-Indonesia, berpotensi menimbulkan gempa besar. 

Ada 7 Alasan Kenapa Gempa Sering Terjadi di Indonesia.

1. Indonesia terletak di wilayah cincin api pasifik.

Sering mendengar istilah ring of fire? Faktanya, cincin api pasifik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu daerah yang sering mengalami letusan gunung berapi aktif dan gempa bumi, tutur laman Facts of Indonesia. Wilayah ini meliputi sekitar cekungan Samudra Pasifik dan memiliki bentuk seperti tapal kuda. Panjang area yang termasuk dalam cincin api pasifik adalah 40.000 km. 90 persen gempa bumi yang terjadi di dunia, 81 persen terjadi di daerah yang termasuk dalam cincin api Pasifik. Setidaknya, terdapat 33 wilayah di bumi yang masuk dalam cincin api Pasifik, tentu Indonesia termasuk di dalamnya.

2. Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng bumi.

Lempeng bumi yang mengelilingi Indonesia adalah lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia, tutur laman Facts of Indonesia. Pergeseran lempeng bumi dapat menyebabkan gempa terjadi. Tak hanya itu, bila antar lempeng bumi saling bertabrakan, maka ini akan mengakibatkan gempa bumi dan tsunami sekaligus. Misalnya, yang terjadi di Aceh pada Desember 2004 silam. Beberapa daerah di Indonesia yang rawan gempa bumi dan tsunami ialah Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Banten, Bali, Jawa Timur bagian selatan dan masih banyak lagi.

3. Indonesia berlokasi di Alpine Belt.

17 persen dari gempa bumi terbesar atau 5-6 persen dari gempa bumi yang terjadi di seluruh dunia terjadi di daerah sabuk alpine (alpine belt). Wilayah yang termasuk di antaranya adalah Jawa, Sumatera, Himalaya, Mediterania hingga Antarktika, tutur laman Facts of Indonesia. Meski membuat Indonesia rawan gempa, berada di wilayah Sabuk Alpine dan cincin api Pasifik juga memberi keuntungan. Hal ini membuat tanah Indonesia subur serta kaya akan unsur mineral dan zat hara. Tak heran, berbagai macam tanaman bisa tumbuh subur di Indonesia.

4. Gempa bumi dipengaruhi aktivitas gunung berapi.

Pergerakan magma di bawah gunung berapi dapat mengakibatkan gempa. Magma memberi tekanan pada sekitarnya, membuat area di sekitarnya retak dan memicu munculnya gempa kecil, ungkap laman Oregon State University. Gempa ini biasanya terlalu lemah untuk dirasakan tetapi dapat dideteksi dan direkam oleh instrumen dan alat khusus.

5. Terletak di batas konvergen lempeng Sunda dan lempeng Indo-Australia.

Mengapa gempa bumi sering terjadi di pulau Sumatra? Jawabannya adalah karena pulau ini berada di batas konvergen dimana lempeng Sunda ditundukkan di bawah lempeng Indo-Australia, ungkap laman Facts of Indonesia. Lempeng ini bergerak miring pada kecepatan 60 mm per tahun dan komponen belahan di bagian kanan didorong oleh patahan-patahan di Pulau Sumatra.

6. Selain disebabkan oleh alam, gempa juga bisa dipicu oleh ulah manusia.

Sebagian besar gempa memang disebabkan oleh kekuatan alam. Namun, tahukah kamu bahwa gempa juga bisa disebabkan oleh aktivitas manusia? Misalnya, kegiatan pertambangan dapat merusak kontur alami kerak bumi, membuatnya tidak stabil dan rentan terhadap gesekan, ungkap laman Facts of Indonesia. Begitu pula kegiatan pengeboran minyak dan gas alam. Eksploitasi yang terjadi dalam skala besar memberi efek langsung pada ketersediaan ruang bebas di bawah lempeng bumi. Jika ruang kosong ini mengalami ketidakstabilan karena tekanan dari luar atau desakan dari dalam, tak pelak gempa akan muncul setelahnya.

7. Berkurangnya air tanah dan kepadatan tanah juga bisa memicu gempa.

Percayakah kamu bahwa berkurangnya air tanah dan kepadatan tanah bisa menyebabkan gempa? Walau sangat jarang dan hanya berskala kecil, ini bisa terjadi. Faktanya, eksploitasi besar-besaran sumber daya air tanah dapat memicu bencana. Terlebih, ketika jumlah air yang ditarik keluar dari tanah lebih besar dari jumlah yang masuk, tutur laman Facts of Indonesia. Perbedaan yang jauh ini menyebabkan ruang kosong di bawah tanah dan bisa mengakibatkan gempa kecil yang tidak biasa. Begitu pula dengan struktur permukaan tanah yang telah mengalami penurunan fungsi akan meningkatkan resiko gempa bumi. Tanah yang tandus, tidak stabil dan tanpa struktur ikatan yang kuat oleh akar pohon dapat menyebabkan gempa bumi dan tanah longsor sekaligus.

Nah, itulah 7 alasan mengapa sering terjadi gempa di Indonesia. Semoga rasa penasaranmu sudah terjawab, ya!

(FA)

 


Komentar (0)

Silakan login untuk mengisi komentar